Perusahaan Batik TIRTA SARI berdiri pada tahun 1977. Sejak awal
pendiriannya hingga tahun 1982 perusahaan ini belum bisa berkembang sebagaimana yang diharapkan karena
terbatasnya pengalaman-pengalaman dan adanya pengaruh adat istiadat setempat yang sangat kuat. Dimana pada
waktu itu, adat yang melekat pada masyarakat adalah tidak boleh menggunakan pewarna selain bang-bangan ( soga
asli) . Kemudian pada tahun 1983, Pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian melakukan pembinaan dalam
mengembangkan kerajinan batik ini melalui bimbingan dan penyuluhan melalui program pendidikan dan pelatihan baik
untuk pengembangan sumber daya manusia maupun pengembangan teknis dan proses pembatikan. Selanjutnya pada
tahun 1986 perusahaan TIRTA SARI berkesempatan mengiktui studi banding sekaligus menimba ilmu di Balai Batik
Yogyakarta. Setelah mendapat tambahan ilmu, maka perusahaan TIRTA SARI mulai mengembangkan motif dan warna
yang lebih variatif. Banyak motif yang sudah dikembangkan oleh perusahaan ini, antara lain Motif Gandrung, Motif
Padas gempal, Motif Udan Iris, Motif Kedele Kecer, Motif Rawan, Motif Lung-Lungan, Motif Merak Ngigel, Motif Kopi
Pecah, Motif Manggaran, Motif Kopik& rsquo; an, Motif Puspo Baskoro, Motif Magel Ati, Motif Sido Mukti, Motif Sido
Rukun, Motif Gringsing, Motif Ungker Cantel, Motif Satrio Manah, Motif Nogo Rojo, Motif Bledak Urang, Motif Buketan,
Motif Limaran, Motif Truntum, Motif Kawung, Motif Satrio Mungkur, dan Motif Wahyu Tumurun.
